Sinopsis Gangaa episode 322 by Meysha lestari dalam kategori "Sinopsis Gangaa"
adalah salah satu artikel terfavorit di situs Sinopsis Gangaa & Silsila. Semoga artikel yang kami rangkum ini bermanfaat bagi Anda semua.
Sinopsis Gangaa episode 322 by Meysha lestari.
Gangaaturun dengan map di tangan. Dia terlihat tegang, takut kalau terlupa
sesuatu. kata Gangaa, "aku tidak boleh membuat kesalahan apapun hari ini. Aku
harus mengeluarkan Sagar dengan jaminan hari ini, bagaimanapun caranya.."
Nenek pulang kuil. Dia mencari maharaj ji. Tapi madhvi yang
datang sambil membawa nampan pemujaan. Nenek bertanya, "maharaj ji kemana?"
Madhvi menjawab, "dia sedang pergi ke pasar." Madhvi menyodorkan nampan puja
yang di bawanya pada nenek. Nenek menyerahkan bawaannya pada Madhvi dan
mengambil nampan itu dari tangan Madhvi. Nenek hendak pergi ketika Gangaa
memanggilnya, "nenek.." Nenek dan Madhvi menoleh dan menatapnya dengan heran.
Gangaa melangkah mendekat ke tali pemisah sambil mengulurkan tangannya, "beri
aku prasad nek.." Nenek dan Mahdvi terkejut lalu saling pandang. Gangaa
melanjutkan, "jika bukan untukku, berikan untuk cucumu. Karena aku telah
berjanji padanya kalau aku akan mengeluarkannya hari ini. Dan untuk itu, aku
membutuhkan restumu nek!"
Nenek dan Madhvi saling pandang. nenek mengambil mangkok prasad
dari nampan di tangan Madhvi dan mendekati Gangaa. Dia mengulurkan prasad ke
tangan Gangaa. Gangaa menerimanya. Gangaa mengerakkan tanganya di atas diya
untuk melakukan arti ketika nenek menangkap tangannya dan memandangnya dengan
tajam, "kau harus menghormati prasad ini dan membawa cucuku pulang, bagaimanapun
caranya. Apapun yang terjadi." Gangaa menjawab, "aku akan menghormati prasad ini
dan janjiku. Setiap saat aku selalu membawa cucumu kembali padamu, lalu
bagaimana kali ini aku bisa ingkar?" nenek melepaskan tangan Gangaa. Untuk
sesaat keduanya saling bertatapan. Gangaa lalu membungkuk untuk menyentuh kaki
nenek. Nenek memberkati Gangaa dengan menyentuh kepalanya. lalu tanpa berkata
apa-apa lagi, Gangaa beranjak pergi. Di ikuti tatapan haru campur tegang dari
nenek dan Madhvi.
Gangaa tiba lebih awal di ruang sidang. Ruang sidang masih
sepi. Gangaa menatap meja hakim dengan wajah tegang. Kata-kata nenek kembali
bergema di kepalanya. Dia juga ingat apa yang sudah dia katakan pada ayah janvi.
Gangaa lalu menatap jam di dinding dan dengan tegang mulai memeriksa file kasus
Sagar. Waktupun berlalu. Penjaga mempersiapkan segalanya. Gangaa masih memeriksa
filenya. Ketika saat persidangan hampir dekat, gangaa segera mengemasi filenya
dan duduk di kursi pengunjung.
DI waktu yang telah di tetapkan, satu persatu pengunjung sidang
datang satu persatu. Pertama-tama Palash, lalu keluarga Janvi. Saat melihat
Gangaa dan Palash keluarga Janvi menatap dengan sengit. Tapi kedua puhak tidak
saling berinteraksi. Pulkit juga datang, dia duduk di samping Gangaa. Tak berapa
lama kemudian Sagar datang di iringi oleh sipir penjara dan berdiri di mimbar
terdakwa. Semua mata terarah pada Sagar. Melihat perban di kepala Sagar, Palash
dan Gangaa segera mendekatinya. Palash bertanya, "Sagar, bagaimana kau bisa
terluka?" Sagar tidak menjawab, dia menatap Pulkit. Pulkit mengangguk. Palash
menunggu jawaban Sagar, tapi Sagar diam saja. Pulkit memberi isyarat pada Gangaa
agar duduk, Gangaa menurut. Palash juga ikutan duduk, meski dengan rasa kecewa
dan tidak puas karena pertanyaannya tidak di jawab Sagar.
Hakim tiba. Semua orang berdiri menyambutnya dan mengangguk
hormat. Hakim membalas anggukan mereka dan mempersilahkan mereka duduk. Gangaa
duduk sambil terus menatap Sagar, tapi Sagar tak sekalipun menatapnya. Gangaa
menunggunya menoleh penuh harap. Hakim mempersilahkan pembela menyajikan
kasusnya. Palash berdiri, dia memperkenalkan diri dan menyajikan kasus dengan
tersangka utama Sagar, "Sagar telah dituduh membunuh istrinya Janvi. Tapi Yang
Mulia, hasil post mortem menunjukan kalau Janvi meningal karena overdosis dan
bukan mati karena tercekik. Dan karenanya, Sagar tidak bisa di hukum karena... "
Palash mengatakan kalaukematian Janvi adalah kecelakaan yang di sebabkan oleh
overdosis narkoba yang dikonsumsinya. Palash meminta hakim membebaskan Sagar
dengan jaminan.
Hakim meminta pengacara keluarga korban mengemukakan
pendapatnya. Pengacara keluarga Janvi berkata kalau Palash telah menyesatkan
pengadilan dengan coba untuk membuat mereka percaya kalau Sagar tidak bersalah,
"masalah ini sangat rumit. Janvi telah meninggal karena overdosis. mengapa dia
mengambil narkoba? Siapa atau apa yang mendorong dia melakukan itu? karena dia
berpendidikan dan tahu membedakan yang benar dari yang salah. Lalu mengapa dia
kecanduan? Apalah dia di paksa?.." Pangacara keluarga Janvi mempertanyakan
kehidupan perkawinannya.
Sagar teringat akan kegilaan Janvi, sementara Mr Sabbarwal
terus menuduhnya telah melakukan kekerasan rumah tangga dan berperilaku buruk
pada istri. Mr Sabbarwal menolak kalau kematian Janvi adalah sebuah kasus
kecelakaan dan menganggapnya sebagai konspirasi terencana untuk membunuh, "oleh
Sagar yang impulsif, frustasi dan berkarakter buruk. Oleh karena itu dia harus
di tuntut dengan pasal 302, dan cara membunuh yang telah terjadi tidak penting,
tapi orang yang telah menggantung Janvi, dan ini hanya di lakukan oleh Sagar
saja. karena dia sendiri yang bilang kalau tak ada seorangpun di rumah itu
selain dirinya di waktu terjadinya kecelakaan. Dengan begitu dia secara otomatis
dia menjadi tersangka. Dan selama proses peradilan berlagsung, dia tidak boleh
mendapat jaminan. Karena dia adalah pembunuh!" Mr Sabbarwali menunjuk Sagar
dengan sengit.
Palash berdiri, "keberatan yang Mulia! Mr Sabbarwali telah
menuduh tanpa bukti,. Klienku tidak bisa dihukum sampai dia terukti bersalah.
Memang benar yang Mulia, Sagar ada bersama Janvi hari itu dan dia adalah orang
terakhir yang melihatnya hidup. Tapi itu tidak cukup untuk membuat dia terlibat
dalam pembunuhan Janvi. Kalau Sagar opembunuhnya, lalu siapa yang menulis surat
bunuh diri? Tidak mungkin kalau dia sendiri yang menulis untuk menuduh dirinya
sendiri, karena itu tidak masuk akal!"